Ruang Diskusi 3

Pemberdayaan dan Partisipasi Perempuan dan Anak

Pemberdayaan dan Partisipasi Perempuan dan Anak
Moderator
Pengantar Diskusi
Kurangnya partisipasi perempuan dalam resolusi konflik adalah kunci utama yang melandasi lahirnya Resolusi Dewan Keamanan PBB 1325 tentang perempuan, perdamaian dan keamanan. Olehkarena peningkatan partisipasi perempuan dalam pembicaraan perdamaian akan berdampak pada kondisi perdamaian yang lebih berkelanjutan. Dalam diskusi di pilar tiga ini, eksplorasi tentang keterlibatan perempuan dalam kerja-kerja peacebuilding penting dilakukan. Dengan hadirnya training-training untuk peningkatan ketrampilan resolusi konflik diharapkan bisa meningkatkan keterlibatan perempuan dalam setiap penyelesaian konflik baik itu di tingkat nasional maupun daerah. Partisipasi dalam Matrix RAN P3AKS juga mencakup upaya peningkatan kapasitas para perempuan pegiat perdamaian dan keamanan.

Pemberdayaan dalam konteks ini adalah upaya penguatan ekonomi mandiri pada korban konflik. Pendekatan pemberdayaan merupakan bagian dari pendekatan Peace Through Development (PTD), dimana selain aspek perencanaan pembangunan yang diperbaiki, juga ada bagian pengembangan ekonomi mandiri yang diharapkan bisa secara perlahan bisa memulihkan korban konflik.

Berbasis kepada implementasi RAN P3AKS, sejumlah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini diharapkan bisa dijawab oleh peserta.

Pertanyaan Panduan
  1. Bagaimana anda melihat relevansi Pilar ketiga pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan anak dengan kebutuhan di daerah anda?
  • Bagaimana tingkat efektifitas dan effisiensi program pemberdayaan ekonomi di tempat anda?
  • Apakah anda punya contoh-contoh perubahan kemandirian pada korban konflik sosial yang menjalankan program pemberdayaan ekonomi
  • Bagaimana anda melihat relevansi partisipasi perempuan dan anak, menjawab kebutuhan yang ada di tempat anda?
  • Adanya intervensi penguatan kapasitas perempuan pegiat perdamaian, berbanding lurus dengan peningkatan jumlah perempuan dalam proses resolusi konflik?
  1. Apa sajakah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hal pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan anak dalam konflik sosial?
  2. Apakah faktor yang mendukung/ menghambat perubahan dalam hal pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan anak?
  • Apakah anda melihat kebijakan terkait dengan upaya pemberdayaan ekonomi dan partisipasi perempuan di daerah konflik sudah cukup kuat?
  • Apakah anda bisa memberikan contoh-contoh sukses dalam hal pemberdayaan ekonomi dan partisipasi perempuan pasca konflik?
  1. Apakah hambatan dan tantangan yang anda hadapi dalam pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan anak-anak yang dicanangkan dalam RAN P3AKS?
  2. Bagaimana intervensi pemberdayan dan partisipasi perempuan dan anak dalam konflik selama Pandemi Covid 19? Apakah ada isu-isu krusial seputar pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan anak yang menurut anda penting untuk diperhatikan di masa mendatang?
Subscribe
Notify of
126 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat semua tanggapan
Dati Fatimah
Dati Fatimah
27/07/2020 00:59

RINGKASAN DISKUSI MINGGU 1: PEMBERDAYAAN DAN PARTISIPASI PEREMPUAN DAN ANAK Dari diskusi ruang 3 tentang Pemberdayaan dan Partisipasi Perempuan dan Anak selama minggu I, banyak ide, pembelajaran dan catatan kritis yang telah dibagikan oleh peserta. Secara ringkas, beberapa aspek yang menjadi catatan penting dalam konsultasi digital selama seminggu adalah sebagai berikut: Pertama, relevansi pilar pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan anak dalam membangun penanganan konflik sosial dan membangun perdamaian. Konteks daerah yang menunjukkan persoalan-persoalan konflik dan kerentanan serta dampak konflik sosial terhadap perempuan dan anak menjadikan strategi pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan anak menjadi penting. Terlebih karena selama ini, perempuan sebetulnya… Read more

Dewi Rana Amir
Dewi Rana Amir
02/08/2020 23:26

RINGKASAN DISKUSI MINGGU KE 2 : PEMBERDAYAAN DAN PARTISIPASI PEREMPUAN DAN ANAK Catatan kesimpulan pada minggu kedua diskusi ini harus dilihat sebagai satu kesatuan dengan apa yang telah disampaikan pada minggu sebelumnya. Berikut adalah beberapa poin kesimpulan pada minggu kedua ini. Setelah berdiskusi dengan Mbak Dati, Berikut adalah poin-poin ringkasan/kesimpulan yang dapat kami sampakan. Ruang Tiga sangat kaya dengan pengalaman-pengalaman yang disampaikan oleh peserta, pesertapun berasal dari provinsi-provinsi yang beragam. Pada Konteks pemberdayaan, sharing peserta menunjukan bahwa pemberdayaan ekonomi perlahan mulai berjalan, baik atas inisiasi mandiri maupun maupun dukungan melalui program perdamaian melalui pembangunan, namun kendala pada pemahaman rantai ekonomi hingga… Read more

Dati Fatimah
Dati Fatimah
10/08/2020 01:37

RESUME DISKUSI MINGGU KE-3 RUANG DISKUSI 3 Seperti diskusi di dua minggu sebelumnya, proses diskusi di minggu III merupakan bangunan pengetahuan dan refleksi yang berharga karena dirumuskan dari pembelajaran bersama, termasuk pembelajaran dari berbagai konteks daerah yang beragam. Secara singkat, simpulan penting diskusi minggu ketiga antara lain adalah: 1.      Relevansi RAN dengan konteks daerah, terutama menimbang struktur sosial – budaya yang berpengaruh dan memastikan keterlibatan berbagai actor penting di daerah. Upaya mendorong adopsi RAN menjadi RAD menjadi titik penting dan membutuhkan proses dan komitmen berbagai pihak. Namun yang juga tidak kalah penting, setelah menjadi RAD, perlu diikuti pengawalan bahwa RAD juga… Read more

Dewi Rana Amir
Dewi Rana Amir
10/08/2020 04:40

Salam hormat teman-teman semua, semoga semuanya dalam kondisi sehat yaa. Amin. Ini adalah minggu ke Empat berjalannya diskusi virtual kita. Minggu ini saya akan menggantikan Mbak @97 untuk bersama-sama teman-teman belajar di ruang 3 ini terkait Pemberdayaan Ekonomi dan Partisipasi Perempuan dan anak dalam membangun perdamaian. Terimakasih untuk semua masukan, pandangan, narasi-narasi yang sangat khas perempuan yang sangat menarik untuk dijadikan pondasi kekayaan bagi Rencana Aksi selanjutnya. Dalam ruang ini juga telah tersedia resume Minggu pertama, Kedua dan Ketiga, rekaman video serta semua catatan komentar yang dapat dijadikan panduan untuk memberikan serta menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas. Kami masih sangat menantikan masukan,… Read more

Dewi Rana Amir
Moderator
07/09/2020 12:54

KESIMPULAN MINGGU KE 4 DISKUSI DI RUANG 3 Minggu ke 4 (empat) adalah minggu terakhir diskusi konsultasi nasional ini. Tema diskusi di pilar 3 (tiga) ini adalah Pemberdayaan dan Partisipasi Perempuan dan Anak. Beberapa hal dibawah ini adalah catatan kesimpulan atau poin-poin penting yang dapat dijadikan rujukan dalam melakukan penguatan isi dan subtansi RAN kedepan. 1.   Penguatan ekonomi dapat dengan berbagai pendekatan. Salah satunya adalah dengan CU. Pedekatan ini dapat beriringan dengan terbukanya ruang-ruang partisipasi dan membaurkan sekat antar kelompok. Ruang ekonomi bagi perempuan dapat menguatkan ikatan emosional perempuan dan kontrol ekonomi juga dapat handle oleh perempuan. “Gerakan ekonomi bukan hanya memindahkan… Read more

Dati Fatimah
Dati Fatimah
19/07/2020 13:33

Salam hangat, Selamat datang di konsultasi digital nasional Review RAN P3AKS. Perkenalkan, saya Dati dan bersama dengan Dewi akan menjadi moderator untuk Ruang Diskusi 3 tentang Pemberdayaan dan Partisipasi Perempuan dan Anak. Ruang diskusi ini bertujuan untuk bersama-sama mengumpulkan pembelajaran, ide, kritik dan masukan untuk merumuskan kelanjutan dari Rencana Aksi Nasional Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial Tahun (RAN P3AKS) 2014-2019.  Partisipasi aktif dari seluruh peserta sangatlah krusial dalam proses konsultasi digital nasional ini. Hal ini karena mengingat pentingnya RAN P3AKS dalam perlindungan dan pemberdayaan perempuan dan anak dalam konflik sosial di Indonesia. Kami meyakini, keragaman pengetahuan dan… Read more

Ruth Saiya
Ruth Saiya
20/07/2020 02:43

Relevansi antara pilar ke-3 “pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan anak” dengan kebutuhan di Kota Ambon, adalah saling berhubungan dan harus seimbang. jika pemberdayaan dan partisipasi perempuan tidak berjalan seimbang dengan kebutuhan Kota Ambon yang didalamnya adalah permasalahan perempuan dan anak yang harus mendapat perhatian dan wajib diprioritaskan dalam pembangunan Kota Ambon. sampai saat ini masalah perempuan dan anak masih belum mendapat perhatian yang wajib diperhatikan, ini terlihan dengan adanya jumlah kasus yang semakin meningkat dan hampir tiap hari ada kasus kekerasan yang terjadi, terutama kekerasan sexual terhadap anak. ini terlihat pada fasilitas, sarana prasarana, sumber daya manusia yang masih kurang… Read more

Baihajar Tualeka
Baihajar Tualeka
20/07/2020 03:19

RAN ini menjadi strategi bagi perempuan dalam situasi pasca konflik. bagaimana mereka bisa berperan aktif mulai dari rana domestik agar mereka tidak menjadi korban kekerasan bersasis gender, diberikan edukasi dan ruang partsipasi, diharapkan peran perempuan dalam RAN ini diberikan pendidikanyang kontinyu agar terbangun pemahaman, terlibat aktif dalam upaya menyuarakan perdamaian, merawat jaringan dan bisa belajar bernegosiasi. 2. RAN ini diharapkan bukan menjadi dokumen kebijakan yang tidak bisa diimplementasikan, namun lebih memiliki peran stratgis yang dapat memberikan ruang dan pembelajaran bagi perempuan termasuk pemberdayaan agar perempuan terbangun resiliensi dan survive. 3.RAN ini harus melihat persoalan perempuan lebih komprehensif karena antara isu… Read more

Baihajar Tualeka
Baihajar Tualeka
20/07/2020 03:40

beberapa kelompok pemberdayaan ekonomi melakukan upaya secara mandiri tanpa ada bantuan dari pemerintah, akses bantuan permodalan melalui dana KUR di beberapa perbankan. beberapa bantuan yang diberikan oleh pihak pemerintah namun tidak diasistansi sehingga keberlanjutannya tidak ada. masalah COVID 19 atau bencana apapun cluster perlindungan perempuan dan anak perlu diberikan fungsi, karena kasus kekerasan berbasis gender meningkat, masalah kemiskinan yang dialami oleh perempuan keterbatasan akses terhadap bantuan sosial karena tidak memiliki adminduk, masalah kesehatan ibu dan anak terkait dengan asupan gizi berdampak pada kehamilan ibu dan kuatiir anak-anak lahir stunting. masalah-masalah yang dialami oleh perempuan didaerah kepulauan yang terbatas transportasi lintas… Read more

Baihajar Tualeka
Baihajar Tualeka
20/07/2020 04:40

hambatan dan tantangan RAN komitmen pemerintah masih rendah, belum adanya pemahaman bersama dan saling koordinasi kelembagaan dan kementrian terkait, begitu pula di tingkat daerah komitmen pemda masih rendah dan belum ada sineritas lintas OPD. sehingga dalam implementasi RAN tahap kedua diharapkan mengigat semua pihak terkait termasuk ketersediaan anggaran .

Dati Fatimah
Dati Fatimah
20/07/2020 12:25

Teman-teman.
Kami mengapresiasi kepada yang telah bergabung di ruang diskusi 3: Pemberdayaan dan Partisipasi Perempuan dan Anak.

Kami menyarankan kepada teman-teman yang ingin memberikan tanggapan, untuk menyimak terlebih dahulu video para panelis, lalu menjawab pertanyaan yang diuraikan di bagian atas ruang diskusi 3 ini.

Mohon disebutkan pertanyaan mana yang akan teman-teman jawab.

Tanggapan dalam forum konsultasi digital akan berlangsung selama 1 bulan. Komentar, tanggapan dan masukan terhadap pertanyaan bisa disampaikan kapanpun, selama rentang waktu konsultasi digital ini.

Terima kasih dan salam hangat

Diana Handayani
Diana Handayani
20/07/2020 14:33

Selamat malam semua, Senang sekali bisa bergabung di grup diskusi ini. Izinkan saya merepons poin poin diskusi pada tema pilar 3 secara bertahap. Pertanyaan pertama, terkait dengan relevansi pilar 3: Pemberdayaan dan Partisipasi Peremuan dan Anak dengan Kebutuhan di daerah, dalam hal ini di Jawa Barat yang dapat saya amati. Sangat relevan dan menjadi sandaran hukum untuk penyelenggaraan dan pelaksanaan pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan anak dalam situasi khusus yag mereka hadap, termasuk dalam konflik sosial mengingat Jawa Barat termasuk propinsi yang tingkat konflik sosial berbasis agama dan kepercayaan cukup tinggi demikian juga dengan kekerasan berbasis gender terhadap perempuan dan… Read more

Rina Oktarianti
Rina Oktarianti
23/07/2020 04:22

Salam hangat dan salam kenal untuk semua. Perkenalkan saya biasa disapa Pipit dan saya senang dapat bergabung sebagai peserta untuk dapat berdiskusi dan menyimak sumbang saran dari para ibu/bapak/rekan yang memiliki kepakaran dan pengalaman di bidang ini. Saya terkesan dengan pengalaman Ibu Atun yang menggunakan pendekatan budaya kepada masyarakat di dua desa yang terlibat konflik. Pendekatan budaya dalam pemaparan beliau merupakan strategi yang sangat efektif untuk menghadirkan kesadaran dan empati bagi masyarakat yang terlibat konflik, serta pengalaman Pendeta Magda dan Pak Subro. Saya mengambil beberapa poin penting dari paparan yang disampaikan para panelis bahwa pendekatan budaya dan pelibatan para tokoh… Read more

Mh Firdaus
Mh Firdaus
23/07/2020 05:25

Ikut Nimbunrung ya teman-teman (mb Dati dkk). Pemberdayaan (dalam hal ini pemberdayaan ekonomi terkhusus bagi perempuan) dihubungkan dengan recovery konflik menarik sekali. Saya sudah mendengar paparan video diatas (meski aku mendengarnya loncat-loncat). Terima kasih atas sharring nya. Menambah pengetahuan, informasi, dan memperkaya dalam strategi pemberdayaan. Dari pengalamanku dalam pemberdayaan ekonomi perempuan, sepertinya masih jarang mendiskusikan mendalam dari sisi value chain (rantai nilai) ekonomi dengan pisau analisa gender. Padahal ini penting, untuk melakukan treatmen yang pas di seluruh rantai nilai ekonomi perempuan. Sehingga nantinya, kita bisa berbagi tugas dengan berbagai kawan-kawan lain yang melakukan pemberdayaan ekonomi perempuan. Paling tidak, ini dari… Read more

Reantina Novaria Gurusinga, Direktur YAPIDI
Reantina Novaria Gurusinga, Direktur YAPIDI
23/07/2020 08:22

Tanggapan dari kami Lembaga YAPIDI wilayah kerja Kabupaten Karo, Aceh dan Deli Serdang, Sumatera Utara terkait Pemberdayaan dan Partisipasi Perempuan dan Anak dalam KDN Review RAN P3AKS. Pemberdayaan yang kami lakukan biasanya pendampingan korban, kasus perempuan dan anak serta pemberdayaan ekonomi, akses modal usaha bagi perempuan terutama perempuan kepala keluarga atau tulang punggung keluarga. Kasus yang kami hadapi antara lain: 1. Konflik sosial terkait masalah tanah petani, tanah adat, dan SDA: antara petani, masyarakat, masyarakat adat vs Investor, PTPN, dan Aparat. Berkaitan dengan tanah akses dan kepemilikan perempuan biasanya sangat rendah, namun ketika ada kasus struktural terkait tanah maka peran… Read more

Widjajanti M Santoso
Widjajanti M Santoso
23/07/2020 09:20

TIga pilar memperlihatkan 3 konsep besar, pemberdayaam, perempuan dan anak; kemudian tentang kebutuhan daerah. Konflik sosial menjadi konteks sekaligus juga yang memberikan garis perbedaan dari masalah yang ditangani. Perjumpaan pada ruang diskusi ini menjadi ruang publik yang diciptakan untuk perempuan bisa bersuara. Tentunya suara yang ada sangat ditentukan oleh tempat di mana perempuan berada. Di dalam dunia penelitian, masalah perempuan atau pendekatan gender masih menjadi masalah. Dan ini menjadi masalah sendiri, karena ada asumsi semakin baik pendidikan maka pemahaman gender akan semakin baik, yang terjadi di ruang publik adalah semakin terlihat kasus kasus pelecehan seksual di dalam media sosial. Orang… Read more

Victorin F. Manoppo
Victorin F. Manoppo
24/07/2020 12:27

Program pemberdayaan perempuan dan anak sangat banyak dan beragam. Dari pemerintah, swasta maupun lembaga keagamaan. Upaya mengeksekusi program pemberdayaan membutuhkan pendampingan. Ini yg tdk dilakukan dengan baik. Sehingga tdk ada monitoring terhadap proses pemberdayaan. Bagaimana ketercapaian dan apa saja kendala dalam proyek pemberdayaan yg dilakukan. Contoh pemberdayaan setelah konflik adanya usaha rumahan (home made) baik jasa, makanan maupun assesoris. Dalam pengelolaan menggunakan modal sendiri, KUR lewat dana desa dan bantuan pemerintah/swasta (bansos). Perempuan belum sepenuhnya survive dlm mengelola kebutuhan hidup. Masih ada ketergantungan pada tradisi sosial. Dan bila diberikan keaempatan, ada dalih pada pikiran patriakal (kesimbangan peran dengan laki2) Advokasi… Read more

Suharna
Suharna
24/07/2020 13:40

Assalà mualaikum wr wb. Menjawab pertanyaan no.2.
Bahwa kenyataannya perubahan yang terjadi pada perempuà n dituntut peran maksimà l , perempuan harus memikirkan kelangsungan hidup keluarganya, keselamatannya, ekonominya, pendidikan anak-anaknya, sehingga tidak sedikit perempuan yang mengalami tekanan jiwa, pada kondisi seperti inilah dibutuhkn penguatan, sangat diharapkn adanya regulasi yang memihak pada perempuan adanya lembaga perempuan yg memperjuangkan hak 2 perempuan, walaupun sdh ada lembaga tapi blm maksimal

Victorin F. Manoppo
Victorin F. Manoppo
25/07/2020 11:56

Saya bekerja di kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku. Angka stunting di wilayah SBB pada tahun 2019 mengalami peningkatan dan masih termasuk dalam 160 kota/kabupaten stunting di Indonesia. Angka nikah usia muda (dibawah 20 tahun) untuk perempuan masih ditemui pada salah satu desa stunting (juga desa-desa lain). Data pada September tahun 2019 terdapat minimal 3 pernikahan dalam seminggu yang diantaranya ada perempuan dibawah 20 tahun. Informasi dari pemdes usia 16 tahun saat meminta surat keterangan untuk menikah. Pemahaman perempuan dan keluarga perempuan tentang kespro masih sangat rendah. Pengaruhnya adalah kehamilan beresiko. Dan resiko yang paling besar adalah pertumbuhan janin apabila… Read more

Victorin F. Manoppo
Victorin F. Manoppo
25/07/2020 12:12

Terima kasih untuk AMAN Indonesia yang telah menerima saya untuk bergabung dalam diskusi pada konsultasi digital nasional review RAN P3AKS. Sangat menginpirasi dari berbagai tanggapan di ruang diskusi. Semoga dapat memperkuat kapasitas perempuan dalam mengembangkan potensi diri di berbagai bidang. Salam Damai.

Dewi Rana Amir
Dewi Rana Amir
27/07/2020 04:33

Salam Hangat, Salam sehat selalu, Haiii, teman-teman semuaa..saya dan Mbak Dati, sebagaimana kami informasikan sebelumnya bahwa Saya dan Mbak Dati yang akan berama-sama teman-teman di Ruang 3 ini. Dibawah ini telah tersedia summary seminggu pertama konsultasi ini berjalan, terimakasih atas respon yang sangat menarik, juga berbagai cerita dan pengalaman luar biasa dari teman-teman sekalian. Teman-teman, selain pertanyaan-pertanyaan di atas, beberapa hal dibawah ini menarik untuk kita dalami bersama-sama. Catatan ini berangkat dari seminggu pertama konsultasi kita. Beberapa aspek yang masih perlu digali lebih dalam untuk tahapan konsultasi digital berikutnya adalah:  Pengalaman keberhasilan terkait kemandirian korban konflik sosial sebagai hasil program… Read more

Dewi Rana Amir
Dewi Rana Amir
28/07/2020 03:41

Salam Hangat semua,
Teman-teman terkasih, Kami mengucapkam banyak terimakasih atas pengalaman, respon yang telah dibagikan, sangat menarik dan snagat penting untuk ditatat oleh kita semua.. Kami juga mengundang kembali kepada semua yang telah berpartisipasi sebelumnya, siapa tau masih ada hal yang tertinggal dari yang telah disampaikan sebelumnya, atau berkenan merespon partanyaan-pertanyaan Mbak Dati Mingggu sebelumnya, atau menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, pun mendalaminya. @134 @156 @174 @49 haja @173 @137 @175 @Mh.Firdaus @Suharto @Victoria. F Manoppo
Teman-teman juga dapat melihat poin-poin resume dan pertanyaan-pertanyaan yang dianggap penting untuk kita dalami bersama..

Terimkasih
Sehat selalu,,

Nuryanti Dewi
Nuryanti Dewi
28/07/2020 04:39

ass mbak dati selamat siang apa khabar, maap baru bsa mengirimkan komentar, meskipun dari awal sudah langsung login. Terkait Bagaimana tingkat efektifitas dan effisiensi program pemberdayaan ekonomi di tempat anda?

Pemberdayaan ekonomi perempuan menjadi pilar utama dalam upaya penghapusan kekerasan berbasis gender di NTB. Hal te menjadikan perempuan memiliki nilai tawar yang lebih tinggi dan akan dihargai oleh masyarakat apabila berdaya secara ekonomi. Hal ini sangat efektif dalam gerakan kesertaraan gender

Nuryanti Dewi
Nuryanti Dewi
28/07/2020 04:43

Terkait Bagaimana anda melihat relevansi partisipasi perempuan dan anak, menjawab kebutuhan yang ada di tempat anda? Partisipasi perempuan akan lebih mudah apabila sudah berdaya secara ekonomi dan suaranya akan lebih didengar oleh masyarakat; Adanya intervensi penguatan kapasitas perempuan pegiat perdamaian, berbanding lurus dengan peningkatan jumlah perempuan dalam proses resolusi konflik? Tidak banyak perempuan yang bersedia terlibat dalam gerakan ini, akan tetapi hal-hal tersebut bisa memicu perempuan lain untuk terlibat. Perempuan cenderung mencontoh orang lain. Sedangkan kebijakan terkait dengan upaya pemberdayaan ekonomi dan partisipasi perempuan di daerah konflik sudah cukup kuat? khusus untuk NTB Belum cukup kuat dan masih perlu ditingkatkan… Read more

Aminatur Rizqiyah
Aminatur Rizqiyah
28/07/2020 04:54

Jawaban dari pertanyaan nomer 1 a. Efektifitas dan efesiensi program pemberdayaan ekonomi ditempat saya (Sampang Madura) kurang maksimal khususnya bagi perempuan desa, disebabkan pemaksimalan dan pemanfaatan seluruh sumber daya tidak tercover dengan baik, sehingga perlu adanya dorongan yang tegas dari pemerintah agar pemberdayaan ekonomi tersebut merata dan hasil karyanya memiliki tempat pemasaran yang menguntungkan dan adanya daya saing yang terus bersinergi antar masyarakat dan pemerintahan, sehingga para perempuan bisa lebih maju dengan mengelola miliknya, bukan lagi bekerja kepada orang lain dengan upah yang tidak setara dengan lelahnya. b.Perubahan kemandirian pada korban konflik sosial yang menjalankan program pemberdayaan program pemberdayaan ekonomi… Read more

Diana Handayani
Diana Handayani
28/07/2020 09:12

Faktor yang mendukung/ menghambat perubahan dalam hal pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan anak, termasuk memetakan actor kunci yang berperan untuk ini. Kebijakan lebih inklusif. Di Jabar saat ini sudah dapat mengimplementasikan kebijakan kependudukan bagi Penghayat Kepercayaan diperbolehan memilih mengisi kolom agama atau membiarkannya kosong.Namun, kebijakan ini tidak sertamerta menyeesaikan masalah yang dihadapi para penganut kepercayaan karena dalam kebijakan tersebut penganut kepercayaan dipandang sebagai kelompok tunggal. Pemerintah belum merekognisi keragaman yang ada di penganut penghayat. Pada isu keberagaman yang lebih luas, kebijakan emerintah justru kerap mempertajam konflik yang ada. Kebijakan di Pemerintah dari Pusat hingga ke desa sebenarnya sudah membuka ruang… Read more

Agung Basuki
Agung Basuki
28/07/2020 09:45

Assalamu’alaikum, salam kenal semua. Terima kasih sebelumnya sudah diundang ke materi review ini. 1. Berdasarkan apa yang nampak, begini penilaian saya terhadap lingkungan sekitar berdasarkan tingkat ekonomi nya; – Dilingkungan saya tingkat pemberdayaan ekonomi masyarakat nya sudah efektif namun blm efisien karena belum semua mengoptimalkan teknologi (online) dalam menjalankan aktifitas nya. – Ada satu contoh kasus korban konflik sosial Salah satu warga (dulu pernah ikut program transmigrasi ke Aceh, lalu terjadi konflik sosial disana Dan akhirnya terpaksa kembali ke jakarta). Awalnya sulit beradaptasi dgn sikon yang baru, namun karena punya semangat dan supel bisa tetap berkomunikasi dgn sesama transmigran di… Read more

IG AYU ASTITI DEWI
IG AYU ASTITI DEWI
28/07/2020 10:25

Salam sehat dan salam kenal untuk semua. Perkenalkan, saya Ayu Astiti dari NTB. Senang dapat bergabung sebagai peserta dalam diskusi ini dan dapat menyimak informasi2 dari bapak/ibu yang memiliki keahlian dan pengalama. Terima kasih buat AMAN Indonesia yang telah memfasilitasi kegiatan ini. Pilar ketiga pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan anak sangat relevan dan penting dalam penanganan yang berkelanjutan. Pemberdayaan ekonomi sangat diperlukan dengan salah satu tujuan untuk meningkatkan peran perempuan yang sekaligus meningkatkan pendapatan. Hanya saja kegiatan ini belum dilaksanakan secara efektif dan efisien mengingat belum adanya kerja sama yang baik antar OPD maupun LSM. Belum ada contoh yang bisa… Read more

Raihal Fajri
Raihal Fajri
29/07/2020 09:05

Salam, Saya Raihal dari Katahati Institute Aceh, ada beberapa catatan secara umum (sambil saya mendetilkan secara khusus), pertama; Selain konflik sosial, Aceh juga memiliki isu khusus yang belum selesai terkait pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan Anak dalam penanganan konflik bersenjata. catatatan khusus dari pengalaman, ruang partisipatif sangat kurang, bahkan hampir tidak ada jika mengacu kepada skema Badan Reintegrasi Aceh (BRA). Dan ini adalah potensi yang kemudian memunculkan hal bersambung terkait dengan pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan Anak dalam konteks konflik sosial saat ini. Pertanyaan kemudian, Apakah kita juga harus memetakan relasi bersambung ini yang sudah tentu tidal terpisahkan satu sama lainnya.… Read more

Dati Fatimah
Dati Fatimah
03/08/2020 02:34

Halo teman-teman semua, Salam hangat Kali ini, saya akan kembali bergantian dengan @99 untuk memoderatori diskusi kita di minggu ke-3 terkait pemberdayaan ekonomi dan partisipasi perempuan dan anak dalam membangun perdamaian. Kami mengucapkan terimakasih untuk teman2 yang sdh berbagi pengalaman, pendapat, kritik dan ide di 2 minggu pertama konsultasi digital kemarin. Untuk yang ingin berpartisipasi, teman-teman bisa melihat resume diskusi minggu I dan minggu II, serta rekaman video dan daftar pertanyaan di ruang diskusi ini, sebagai rujukan untuk berbagi pendapat dan ide. Sangat terbuka untuk merespon secara spesifik ke beberapa pertanyaan saja, atau mau menjawab semua pertanyaan. Juga bisa fokus… Read more

Magda Kafiar
Magda Kafiar
05/08/2020 09:11

Kalau lihat dari Peran dan fungsi RAN ini sangat baik dan terstruktur dari pusat sampai daerah. Namun hal lain terjadi di tanah Papua (Papua & Papua Barat) apa yang menjadi mandat RAN ini tidak bisa terlaksana dengan baik, walaupun sudah upaya yang sangat baik dari Kementrian dan komnas Perempuan dengan beberapa kegiatan yang terlihat berjalan sangat baik dengan banyak gagasan yang keluar untuk Pemberdayaan dan Partisipasi perempuan dan anak untuk penanganan konflik sosial dan perdamaian namun sangat disayangkan semua itu sebatas di tempat kegiatan saja, setelah kegiatan selesai hilang begitu saja. Menurut saya hal ini terjadi karna instansi tidak paham… Read more

Reantina Novaria Gurusinga, Direktur YAPIDI
Reantina Novaria Gurusinga, Direktur YAPIDI
08/08/2020 16:57

Menjawab pertanyaan No. 1 sebenarnya karena RAD utk Sumut belum ada maka relevansi pilar ke-3 ini kami belum bisa jelaskan. Namun menjawab berdasarkan pengalaman pendampingan kami YAPIDI di desa desa sbb: a.Efektivitas dan efesiensi peran perempuan dalam program pemberdayaan ekonomi sangat optimal bila dibandingkan dgn pendekatan patriakhi spt dulu misal KUD yang gak berjalan dan sarat korup dulu. Paling tidak kita memperluas akses, manfaat dan kontrol perempuan terhadap permodalan, aset usaha dan bisa mandiri menjalankan usaha ekonomi yg adil gender. b.Cth perubahan kemandirian misal saat konflik sosial di desa, malah dengan dibentuknya organisasi CU atau koperasi di desa yg jd entry point… Read more

Sutiah
Sutiah
09/08/2020 05:49

Selamat siang kawan kwan, terlampir tanggapan saya terkait pertanyaan di pilar 3

Redy Saputro
Redy Saputro
10/08/2020 13:18

Bagaimana anda melihat relevansi Pilar ketiga “pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan anak” dengan kebutuhan di daerah anda?   Ya kurang dapat perahtian juga terkadang dinas terkait masih focus ke ormas teretntu dan belum di ketahui masyrakat umunya yang tidak ikut ormas dan belum melibatkan perempuan dari pelbagai kelompok yang beragaman agama Untuk anak sudah di libatkan ke murembang di tingkat desa dan kecam,atan sampai kota hanya jumlahnya masih minim dan kelompoknya juga belum beragama dari semua unsure agama dan juga kelompok rentan Bagaimana tingkat efektifitas dan effisiensi program pemberdayaan ekonomi di tempat anda? Ya baik tapi perlu adanya dorongan pemerintah… Read more

Dewi Rana Amir
Moderator
25/08/2020 21:16

Salam hangat teman-teman sekalian, apa kabar semua..senang begitu yaa akhirnya setelah beberapa saat web ini tidak dapat diakses, saat ini telah kembali dapat digunakan…Akan sangat senang jika teman-teman berkenan untuk mampir di ruang ini dan memberikan responnya terutama hal-hal yang berkaitan dengan Pemberdayaan dan Partisipasi perempuan dan perlindungan anak. Teman-teman tetap kami sarankan untuk membaca kembali semua resume dari Minggu pertama, Kedua dan ketiga, termasuk melihat rekaman tayangan FGD di Ruang 3 ini…
Yukk..kita masih punya kesempatan selama seminggu ini, untuk memuati dan memperkaya RAN kedepan dengan pengalaman dan praktik-praktik empiris di lapangan…
Kami tunggu ya kawan-kawan…

Salam sehat selalu

Raudlatun
27/08/2020 14:58

1.                  Bagaimana anda melihat relevansi Pilar ketiga “pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan anak” dengan kebutuhan di daerah anda?  Program dari pemerintah itu ada, contohnya seperti pelatihan membatik, ataupun ada program wirausaha muda ini bisa untuk perempuan dan laki-laki. Namun terkadangan hanya sekedar program, artinya tidak ada tindaklanjut atau pendampingan khusu terkai program pemberdayaan tersebut. a.           Bagaimana tingkat efektifitas dan effisiensi program pemberdayaan ekonomi di tempat anda? Sesuai pengetahuan saya, sepertinya belum efektif, karena banyak kendala yang dihadapi, contohnya seperti pemasaran, dan pengemasan, ataupun butuh tambahan modal dan pendampingan khusus. b.           Apakah anda punya contoh-contoh perubahan kemandirian pada korban konflik sosial yang menjalankan program… Read more

Raudlatun
27/08/2020 15:05

assalamualaikum….mohon maaf baru bisa merespon pertanyaan. perkenalkan saya Raudlatun dari Sumenep Madura Jawa Timur. semoga bisa sharing dengan semuanya.

Baihajar Tualeka
30/08/2020 05:05

1. Bagaimana anda melihat relevansi Pilar ketiga “pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan anak” dengan kebutuhan di daerah anda? – Bagaimana anda melihat program pemberdayan ekonomi di wilayah pasca konflik?Apakah anda melihat pemberdayaan ekonomi sebagai strategi cukup relevan dalam konteks konflik sosial di tempat anda? Bagaimana tingkat efektifitas dan effisiensi program pemberdayaan ekonomi di tempat anda? – Bagaimana anda melihat relevansi partisipasi perempuan dan anak, dengan kebutuhan yang ada di tempat anda? Adanya intervensi penguatan kapasitas perempuan pegiat perdamaian, berbanding lurus dengan peningkatan jumlah perempuan dalam proses resolusi konflik? Dalam pilar ketiga ini, sangat dibutuhkan oleh perempuan di wilayah konflik. Dimana… Read more

Baihajar Tualeka
30/08/2020 05:06

2. Apa sajakah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hal pemberdayaan dan partisipasi dan pemberdayaan perempuan dan anak dalam konflik social? – Apakah anda punya contoh-contoh perubahan kemandirian pada korban konflik sosial yang menjalankan program pemberdayaan ekonomi? – Bagaimana anda melihat peningkatan pelibatan perempuan dalam penyelesaian konflik dalam kurun waktu 2014-2019? – Apakah ada cerita sukses terkait peningkatan keterlibatan perempuan dalam penyelesaian konflik lebih membawa pada upaya perdamaian yang lebih lama dalam sekala kecil di komunitas?   Perubahan-perubahan yang dialami oleh perempuan adalah memiliki akses dan informasi dengan pihak-pihak terkait termasuk pemerintah. Membantu memfasilitasi komunitas-komunitas lainnya yang menggembangkan usaha-usaha ekonomi. Seperti dilakukan… Read more

Baihajar Tualeka
30/08/2020 05:07

3. Apakah faktor yang mendukung/ menghambat perubahan dalam hal pemberdayaan dan partiispasi perempuan dan anak? – Apakah anda melihat kebijakan terkait dengan upaya pemberdayan ekonomi di daerah konflik sudah cukup kuat? – Apakah anda melihat kebijakan terkait dengan partisipasi perempuan dalam penyelesaian konflik sosial sudah cukup kuat? – Bagaimana anda melihat keterhubungan antara Kementerian dan Lembaga yang membidangi pemberdayaan ekonomi saling terkoneksi untuk mensukseskan pilar ini? – Apa baseline data yang dipakai dalam mengembangkan programprogram pemberdayaan ekonomi korban konflik? – Bagaimana jaringan non pemerintah terlibat dalam kerja-kerja pemberdayaan ekonomi dalam wilayah pasca konflik? Apakah terjadi kordinasi antara aktor pemerintah dan… Read more

Baihajar Tualeka
30/08/2020 05:07

4. Apakah hambatan-hambatan yang anda hadapi dalam penanganan korban konflik perempuan dan anak-anak yang dicanangkan dalam RAN P3AKS? Hambatan-hambatan yang dialami oleh perempuan dicanangkan dalam RAN ini supaya bisa menjawab kebutuhan perempuan di wilayah konflik, terutama terkait dengan pemberdayaan ekonomi dan partisipasi perempuan dan anak. Dalam musrenbang anak-anak dan kelompok lainnya tidak pernah dilibatkan. Bagaimana  mereka mau bersuara akan hak-hak mereka. Harusnya didengarkan dan dijadikan subyek dalam pembangunan sehingga hak anak perlu di fasilitasi. Anak-anak  rentan menjadi korban kekerasan dan eksploitasi sehingga perlu dijadikan rekomendasi dalam RAN ini. Ran ini perlu mendorong semua kelembagaan terkait dalam implementasi sehingga sinergi dan… Read more

Baihajar Tualeka
30/08/2020 05:08

5. Apakah tantangan dalam menerapkan program-program penanganan korban konflik selama ini? Tantangan komitmen pemerintah daerah masih rendah bahkan konflik dianggap sudah selesai. Pada hal dengan kondisi tempat tinggal berbasis agama (segregasi) merupakan tantangan. Anak-anak tumbuh dalam kondisi saat ini, sulit menerima perbedaaan, kasus intoleransi akan meningkat. Kearifan lokal harus dirawat dan perlu diintegrasikan dalam semua aspek kehidupan seperti pela gandong, potongg di Kuku rasa di daging, ale rasa beta rasa katong basudara. Nilai-nilai ini yang harusnya dinternalisasikan dalam kehidupan agar terus merawat damai. Bila hal ini dibiarkan maka Ambon itu seperti api dalam sekam orang menyimpan bara, kapan-kapanpun akan meledak.… Read more

Baihajar Tualeka
30/08/2020 05:09

6. Apakah ada isu-isu seputar pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan anak yang menurut anda penting untuk diperhatikan di masa mendatang? Iya penting, bila mereka diberikan kesempatan: 1.      Perempuan akan terlilbat aktif dalam pengelolaan sumber daya dan mekanisme pasar 2.      Mengembangkan usaha ekonomi produktif rumah tangga yang mempu meningkatkan kesejahteraan keluarga dan memberikan peluang pengembangan teknologi yang dapat menyerap tenaga kerja sehingga suami mereka tidak urbanisasi di Kota Ambon untuk menjadi buruh di kapal pelni (Mereka kadan-kadang ke kota mencari kerja, selingkuh dan menelantarkan keluarga) membawa pulang penyakit bagi istri. 3.      Memberikan kemudahan dan kesempatan bagi perempuan untuk mengakses sumber daya finansial baik di… Read more

Raihal Fajri
31/08/2020 16:32

Salam Semua, Saya mau memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang ditanyakan: a. Pemberdayaan ekonomi tinkgkat efektifitas dan efisiensinya masih belum maksimal, symbol perempuan dan anak masih dilihat sebagai angka dan pra scarta saja. b. Resiliensi masyarakat terlihat ada misalnya kelompok LGBT namun kemudian terbentur dengan beberapa kebijakan khusus lainnya. c. Ruang partisipasi masih berbentuk “dorong dan rebut” d. Bisa dikatakan demikian, namun ini berpulang pada daya tahan ataupun resiliensi perempuan tersebut karena masih ada pembenturan dengen korteks Syariat Islam dan jargon-jargon steorotip tertentu, misalnya perempuan ini menjadi anggota DPRA karena Istri ulama ataupun lainnya. 2.Proses mendorong kebijakan dan penguatan kapasitas membuat… Read more

Christina Josefien Hutubessy
31/08/2020 23:31

Salam untuk semua. terima kasih kepada AMAN Indonesia yang telah memberi saya kesempatan ikut dalam ruang diskusi ini. Berdasarkan pengalaman aktivitas bersama gerakan lintas iman di Makassar khususnya Jaringan Lintas Iman (JALIN) Harmoni Sulawesi Selatan (jaringan yang didukung 30 komunitas/organisasi) bahwa potensi konflik sosial berbasis agama terjadi dengan indikator kebijakan pemerintah yang diskriminatif terhadap kelompok minoritas seperti Komunitas Syiah dan Ahmadiyah serta terjadinya tindak intoleran oleh kelompok-kelompok tertentu. Perempuan dari kelompok minoritas bersama komunitasnya menjadi korban dari Pelanggaran Hak Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB). Saat ini, yang berupaya JALIN Harmoni sejak 2014 lakukan adalah melakukan Pelatihan-pelatihan untuk pemuda lintas iman… Read more

Rani Hastari
31/08/2020 23:48

Pendapat, masukan, dan pengalaman yang telah disampaikan oleh teman-teman di atas sudah sangat baik. Saya menambahkan beberapa hal yang penting dalam lingkup anak dan kaum muda, khususnya anak dan kaum muda perempuan dalam pertanyaan nomor 5: Bagaimana intervensi pemberdayan dan partisipasi perempuan dan anak dalam konflik selama Pandemi Covid 19? Apakah ada isu-isu krusial seputar pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan anak yang menurut anda penting untuk diperhatikan di masa mendatang? Anak dan kaum muda, khususnya perempuan, memiliki kekhasan tersendiri dalam isu konflik. Dalam hal ini, masih banyak ruang yang perlu diperbaiki khususnya dalam pandemik Covid-19 untuk lebih melibatkan anak dan… Read more

Riswati
01/09/2020 00:06

Assalamualaikum Wr Wb Dear Ibu Moderator, terima kasih atas kesempatannya untuk saya memberikan masukan dan pandangan pada room diskusi 3. Semoga bermanfaat. Berikut pandangan saya, Riswati, Direktur Eksekutif Flower Aceh Bagaimana anda melihat relevansi Pilar ketiga pemberdayaan dan partisipasi perempuan dan anak dengan kebutuhan di daerah anda? Program pemberdayaan ekonomi yang digulirkan pemerintah belum terstruktur, bantuan umumnya tidak dibarengin dengan penguatan kapasitas berkelanjutan, pendampingan serta penjangkauan pemasaran. ketersediaan data valid dan update juga menjadi kendala, sehingga dalam proses distrbusi bantuan tidak terhindar bantuan yang tidak tepat sasaran. Contoh-contoh perubahan kemandirian pada korban konflik sosial yang menjalankan program pemberdayaan ekonomi: Salah… Read more

126
0
Klik untuk langsung menuju kolom tanggapanx
()
x