


Pencegahan konflik memiliki cakupan yang sangat luas mulai segala bentuk kegiatan dan tindakan untuk mengenali kerentanan sosial, ekonomi, budaya dan politik yang berpotensi menimbulkan persetegangan dan konflik di masyarakat, mencegah terjadinya kekerasan sampai pada menakar kapasitas masyarakat dalam mengelolah kerentanan sehingga risiko konflik bisa diprediksi. Jika risiko konflik bisa diprediksi maka tindakan mitigasi bisa disiapkan lebih awal. Ketimpangan gender dan kekerasan berbasis gender perlu menjadi bagian dari kerentanan konflik di masyarakat. Jika tingkat kekerasan berbasis gendernya tinggi pada situasi normal, maka pada masa konflik situasi menjadi memburuk karena semua aspek berjalan abnormal.
Pencegahan juga mencakup area penyiapan early warning system di masyarakat, dimana keterlibatan perempuan sangat penting dalam penyiapan, pelaksanaan dan monitoring. Perempuan terbukti memberikan detil informasi tentang perubahan di komunitas, termasuk kepekaan terhadap kelompok-kelompok yang selama ini terabaikan dalam struktur sosial. Dalam jangka panjang, tindakan pencegahan juga mencakup upaya institutionalisasi perencanaan perubahan di sebuah komunitas dengan menggunakan pendekatan peka perdamaian dan kesetaraan gender, sehingga rencana membangun perdamaian yang lebih berkelanjutan terencana dengan baik.
Perbaikan infrastruktur yang ramah kepada perempuan dan berpotensi untuk memberikan ruang interaksi yang sehat dengan yang berbeda berfungsi, dimana pertemuan antar generasi terjadi, dan ruang ekspresi anak muda terwadahi.
Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dibahas dalam melihat keterlibatan perempuan dalam pencegahan konflik diantaranya adalah sebagaimana di bawah ini.
1. Apa saja dampak konflik sosial yang pernah Anda alami? Secara khusus bagaimana dampak konflik pada perempuan dan anak-anak (termasuk remaja) serta kelompok rentan lainnya?
2. Bagaimana upaya pencegahan konflik dilakukan di tempat Anda?
- Apa saja kerentanan sosial, ekonomi dan politik yang Anda analisis berpotensi menyebabkan konflik di tempat Anda? Sejauh mana kapasitas masyarakat dapat mengelola kerentanan yang ada?
- Bagaimana keterlibatan perempuan dan anak serta kelompok rentan lainnya dalam upaya-upaya pencegahan konflik di tempat Anda?
- Bagaimana anda melihat sistem pencegahan konflik adaptif terhadap perkembangan radikalisme dan kekerasan extremisme?
3. Seberapa jauh program-program pencegahan di dalam RAN P3AKS diimpelentasikan di tempat anda?
- Bagaimana Anda menilai kesesuaian antara subtansi pencegahan konflik dengan kebutuhan di komunitas Anda?
- Bagaimana koordinasi yang terjalin antar pemangku kepentingan dalam upaya pencegahan konflik?
- Bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah dan/atau komunitas untuk mendorong perubahan norma, persepsi dan pranata sosial yang mengarah pada perlindungan perempuan dan anak?
- Apakah ruang-ruang perjumpaan antara yang berbeda semakin banyak muncul di kota Anda sehingga masyarakat lebih sering berinteraksi?
- Bagaimana pemanfaatan dana desa dalam pencegahan konflik dan mendorong keterlibatan perempuan? Apakah ada potensi sumber-sumber pendanaan untuk mendukung program pencegahan konflik?
- Apa isu-isu krusial yang perlu diperhatikan dalam pencegahan konflik sensitif gender?
4. Apakah hambatan dan tantangan yang Anda hadapi dalam upaya pencegahan konflik dan memastikan keterlibatan perempuan di dalamnya? Bagaimana cara Anda mengatasi hambatan tersebut?